Tekanan Zat Padat – Rumus, Contoh Soal dan Penerapan dalam Kehidupan
Pernahkah kamu bermain di lumpur? Saat kamu menginjak lumpur pasti kakimu akan terperosok ke dalam dan susah untuk keluar. Ternyata, hal itu tidak berlaku pada bebek,lho. Jika kamu perhatikan, kaki bebek tidak pernah terperosok ke dalam lumpur. Justru, lumpur merupakan salah satu tempat idola bagi bebek. Mengapa terjadi perbedaan seperti itu? Untuk menjawabnya, kamu harus memahami konsep tekanan zat padat.
Pengertian Tekanan Zat Padat
Tekanan zat padat adalah besarnya gaya yang bekerja di setiap luas bidang tekan pada zat padat. Luas bidang tekan yang dimaksud berbeda dengan luas permukaan.
Luas bidang tekan hanya mengacu pada daerah yang mengalami penekanan saja, bukan luas secara keseluruhan. Satuan dari tekanan adalah N/m2 atau Pascal. Tekanan zat padat dirumuskan secara matematis seperti berikut ini.
Keterangan:
P = Tekanan (Pa);
F = gaya tekan (N); dan
A = luas bidang tekan (m2).
Berdasarkan persamaan di atas, semakin besar gaya yang menekan suatu luas bidang tekan, semakin besar tekanan yang dihasilkan. Semakin besar luas bidang tekan, semakin kecil tekanan yang dihasilkan.
Konsep itulah yang berlaku pada kaki bebek. Jika Quipperian perhatikan, di antara jari-jari kaki bebek terdapat suatu selaput tipis. Selaput tersebut menyebabkan luas bidang tekan kaki bebek semakin besar, sehingga tekanan yang dihasilkan oleh kaki semakin kecil. Akibatnya, bebek tidak terperosok ke dalam lumpur.
Aplikasi Tekanan Zat Padat dalam Kehidupan
Selain pada kaki bebek, konsep tekanan zat padat juga berlaku pada benda-benda berikut.
1. Jarum memiliki ujung runcing
Pernahkah Quipperian berpikir, mengapa ujung jarum selalu runcing? Ternyata, hal itu berkaitan dengan konsep tekanan, lho. Jika ujung jarumnya tidak runcing, sudah pasti jarum tidak bisa menembus kain atau kulit. Mengapa demikian?
Tujuan utama ujung jarum dibuat runcing adalah untuk memperkecil luas bidang tekan. Semakin kecil luas bidang tekan, semakin besar tekanan yang dihasilkan. Akibatnya, jarum bisa dengan mudah menembus kulit atau kain.
2. Mata kapak dibuat runcing
Sama seperti jarum, mata kapak dibuat runcing untuk memperkecil luas bidang tekan. Semakin kecil luas bidang tekan, semakin besar tekanan yang dihasilkan.
Akibatnya, kapak bisa digunakan untuk membelah kayu. Saat mata kapaknya sudah tumpul, biasanya akan dilakukan proses pengasahan. Proses tersebut bertujuan untuk meruncingkan mata kapak kembali.
3. Sepatu salju
Pernahkah Quipperian berada di tengah hamparan salju? Jika kamu menginjak salju tanpa alas kaki, bisa jadi kakimu terperosok ke dalam. Oleh karena itu, penting kiranya kamu menggunakan sepatu salju.
Ukuran sepatu salju dibuat lebar bagian alasanya agar tekanan yang dihasilkan antara kakimu dan salju menjadi kecil. Akibatnya, kamu tidak terperosok ke dalam salju.
4. Pilar bangunan dibuat lebar bagian bawahnya
Pilar bangunan tidak hanya berfungsi untuk mempercantik suatu bangunan. Lebih dari itu, pilar merupakan bagian penting untuk menjaga kekokohan suatu bangunan.
Jika diperhatikan, desain pilar dibuat lebar bagian bawahnya. Hal itu bertujuan untuk memperbesar tekanan di bagian penopang, sehingga bangunan tidak mudah roboh.
5. Sirip ikan
Saat berenang, ikan akan menggerakkan siripnya. Dengan menggerakkan sirip tersebut, ikan akan mendapatkan gaya dorong ke depan. Sirip ikan yang berukuran lebar bisa memudahkan ikan dalam bergerak karena akan memberikan tekanan yang besar di air.
Apakah Quipperian sudah paham tentang konsep tekanan zat padat? Yuk, coba latihan mengerjakan contoh soal berikut ini supaya pemahaman kamu lebih dalam, Quipperian!
Contoh Soal 1
Sebuah balok bermassa 30 kg memiliki luas alas 2 m2. Di atas balok tersebut, terdapat sebuah silinder yang beratnya 100 N dan jari-jarinya 0,5 m2. Jika balok tersebut berada di atas lantai, tentukan:
- tekanan antara balok dan lantai;
- tekanan antara silinder dan balok.
Jawaban:
Diketahui:
Pembahasan
a. Pertama, kamu harus menentukan gaya balok. Gaya yang bekerja pada balok adalah gaya berat. Besarnya gaya berat pada balok adalah sebagai berikut.
Ingat, silinder diletakkan di atas balok. Artinya, gaya total yang bekerja pada lantai merupakan jumlah antara gaya balok dan gaya silinder. Untuk menentukan tekanan antara balok dan lantai, gunakan persamaan berikut.
Jadi, tekanan antara balok dan lantai adalah 200 N/m2.
b. Tekanan antara balok dan silinder
Jika silinder diletakkan di atas balok, luas bidang tekannya sama dengan luas alas silinder. Untuk mencari tekanan antara kotak dan silinder, gunakan persamaan berikut.
Jadi, tekanan antara balok dan silinder adalah 200 N/m2.
Contoh Soal 2
Agus meletakkan kayu bermassa 20 kg di atas papan yang kedua ujungnya dikaitkan pada dua tumpuan. Papan tersebut mampu menahan benda hingga tekanan 260 N/m2. Jika kayu yang diletakkan Agus berjari-jari 50 cm, apakah papan mampu menahan kayu tersebut?
Jawaban:
Diketahui:
Ditanya: apakah papan mampu menahan kayu =…?
Pembahasan
Kamu harus tahu bahwa batas maksimum tekanan yang bisa ditopang kayu adalah 260 N/m2. Artinya, kamu harus mencari tekanan yang dihasilkan antara kayu dan papan.
Ingat, gaya yang bekerja pada kayu adalah gaya berat. Dengan demikian,
Ternyata, tekanan yang dihasilkan antara kayu dan papan lebih kecil daripada tekanan maksimum yang bisa ditopang papan. Artinya, papan masih bisa menopang kayu tersebut.
Contoh Soal 3
Ibu meletakkan kadus berbentuk kubus di atas meja. Tekanan yang dihasilkan antara kubus dan meja 100 N/m2. Jika gaya tekan kubus terhadap meja 25 N, tentukan panjang sisi kubus tersebut!
Jawaban:
Diketahui:
Ditanya: s …?
Pembahasan
Pertama, kamu harus mencari luas alas kubus tersebut.
Lalu, tentukan panjang sisi kubus dengan persamaan berikut.
Jadi, panjang sisi kubus tersebut adalah 50 cm.
Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bisa bermanfaat buat Quipperian. Jangan lupa tetap semangat belajarnya.
Kamu bisa juga gabung bersama Quipper Video supaya belajarnya makin semangat, guys. Di sana, kamu bisa akses macam tayangan video ajar dari para pengajar andal, rangkuman materi, dan contoh soal serta pembahasannya. Buruan gabung, ya!
Penulis: Eka Viandari
https://www.google.com/amp/s/www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/tekanan-zat-padat/amp/
(ρ zat cair < ρ benda).
(ρ zat cair = ρ benda).
(ρ zat cair > ρ benda).
Melalui gaya adhesi, molekul air membentuk ikatan yang lemah dengan dinding pembuluh.
soal tekanan gas:
Diketahui kota A terletak pada ketinggian 700 m di atas permukaan air laut. Tentukan tekanan udara di kota A!
Jawaban:
Diketahui:
- h = 700 m
Ditanya: Tekanan udara di kota A?
Dijawab:
- h.1 cmHg = (76 cmHg – x).100 m
- 700
m. 1 cmHg = (76 cmHg – x).100m- 700 cmHg = 7600 cmHg – 100 x
- 100 x = 7600 cmHg – 700 cmHg
- 100 x = 6900 cmHg
- x = 6900 cmHg/100 = 69 cmHg
Jadi, tekanan udara yang ada pada kota A adalah 69 cmHg
2. Ruang tertutup yang volumenya 0,2 m3 berisi gas dengan tekanan 60.000 Pa. Berapakah volume gas kalo tekanannya dijadikan 80.000 Pa?
Jawaban:
Diketahui:
- P1 = 60.000 Pa
- P2 = 80.000 Pa
- V1 = 0,2 m3
Ditanya: V2 ?
Dijawab:
- P1 . V1 = P2 . V2
- 60.000 Pa . 0,2 m3 = 80.000 Pa . V2
- V2 = 1,2 m3/8
- V2 = 0,15 m3
Jadi, volume gas yang tekanannya dijadikan 80.000 Pa adalah 0,15 m3
tekanan zat gas dalam ruang terbuka maka pakai barometer. Sedangkan, tekanan gas dalam ruang tertutup bisa diukur dengan manometer.
Hukum Tekanan Zat Gas
Sekitar tahun 1627 sampai 1691 ada seorang ahli Fisika bernama Robert Boyle yang berasal dari Inggris ini melakukan percobaan pemampatan suatu udara.
Hasil dari pecobaannya ini menyatakan kalo:
Hasil dari tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup selalu tetap, yang penting suhu gas gak berubah – ubah.
Dari pernyataan tersebut, yang sekarang dikenal dengan Hukum Boyle. Nah, hukum boyle ini bisa ditulis dalam rumus seperti berikut ini:
p.V = c
Keterangan:
- P = Tekanan
- V = Volume
- c = Bilangan tetap (konstanta)
Nah karena p.V = c, berarti:
p1.V1 = p2.V2
Keterangan:
- p1 = Tekanan udara mula – mula
- V1 = Volume udara mula – mula
- p2 = Tekanan udara akhir
- V2 = Volume udara akhir.
Rumus Tekanan Zat Gas
Nah, buat menghitung suatu tekanan zat gas pada ketinggian tertentu, maka kamu pakai persamaan yang ada dibawah ini:
h = (76 cmHg – Pbar) x 100m
Pgas = (Pbar ± h) cmHg
Keterangan:
- Pgas = Tekanan gas
- Pbar = Tekanan pada barometer
- h = Ketinggian tempat (m)
Jadi, tekanan zat gas dalam ruang terbuka maka pakai barometer. Sedangkan, tekanan gas dalam ruang tertutup bisa diukur dengan manometer.
Jadi, selain dengan ketinggian, tekanan gas atau tekanan udara juga memiliki hubungan dengan volume. Kalau hubungan antara volume dan tekanan udara, penemunya adalah Robert Boyle.
Hukum yang dinamakan hukum Boyle tersebut persamaannya adalahh
PV = konstan
Atau
P1V1 = P2V2
Di mana:
P1 = tekanan udara awal
V1= volume udara awal
P2= tekanan udara akhir
V2= volume udara akhir
TEKANAN UDARA ( DALAM RUANG TERTUTUP)
Kamu pasti masih bingung dan membayangkan ‘seperti apa ya tekanan udara dalam ruang tertutup di kehidupan sehari-hari’? Nah, berikut ini ada beberapa fenomena tekanan udara dalam ruang tertutup yang bisa kita temui. Simak ya.
- Contoh pertama adalah balon udara. Menjawab pertanyaan di atas tadi ‘kenapa balon udara bisa terbang?’. Jadi, balon udara bisa terbang atau mengangkasa karena tekanan udaranya diturunkan. Bagaimana cara menurunkan tekanan udaranya? Yaitu dengan cara memanaskan balon udara. Setelah dipanaskan, volume balon udara akan meningkat sementara tekanan udaranya menurun. Setelah itu, baru balon udara bisa terbang.
- Sementara itu prinsip tekanan udara dan volume juga ada pada makhluk hidup yaitu pada sistem pernapasan manusia. Konsep tekanan dan volume bisa kita lihat pada proses menarik napas (inspirasi) dan proses mengeluarkan napas (ekspirasi).
Saat inspirasi, rongga dada harus membesar supaya volume paru-paru membesar. Saat volume paru-paru membesar, tekanan paru-paru mengecil. Akibatnya, udara dapat mengalir masuk dan kita bisa bernapas. Kebalikan dengan inspirasi, saat ekspirasi volume paru-paru harus mengecil. Setelah volume paru-paru mengecil, tekanan paru-paru membesar. Karena itulah napas yang kita tarik tadi bisa kita keluarkan Squad.
Setelah membahas tekanan udara pada ruang tertutup dan contoh fenomenanya, sekarang kita akan membahas alat-alat apa saja yang digunakan untuk mengukur tekanan udara pada ruang tertutup. Ada apa aja ya?
1. Manometer Raksa Terbuka
Manometer raksa ini berbentuk huruf U yang kedua ujungnya terbuka. Salah satu ujung tabung selalu dihubungkan dengan udara luar supaya tekanannya sama dengan tekanan atmosfer. Sementara ujung yang lain dihubungkan dengan ruangan yang akan diukur tekanannya.
Besarnya tekanan gas dapat dihitung dengan rumus:
Pgas = P0 ± h
Di mana:
Pgas = tekanan udara yang diukur (mmHg atau cmHg)
P0 = tekanan udara atmosfer (mmHg atau cmHg)
h = perbedaaan ketinggian raksa setelah gas masuk (mm atau cm)
(+) apabila tinggi kolom udara lebih tinggi daripada kolom tabung
(-) apabila tinggi kolom udara lebih rendah daripada kolom tabung
2. Manometer Raksa Tertutup
Prinsip kerja pada manometer raksa tertutup sama dengan manometer raksa terbuka, Squad. Tapi, salah satu ujung dari tabungnya ditutup. Secara matematis dapat ditulis dengan:
Pgas = h
di mana:
Pgas = tekanan udara yang diukur (mmHg atau cmHg)
h = perbedaaan ketinggian raksa setelah gas masuk (mm atau cm)
3. Manometer Bourdon
Kalau manometer yang satu ini terbuat dari logam dan digunakan untuk mengukur tekanan udara (berupa uap) yang sangat tinggi. Misalnya seperti uap pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Selain untuk PLTU, alat ini juga digunakan untuk memeriksa tekanan udara dalam ban oleh para penambal ban. Untuk membaca manometer bourdon tidak perlu pakai rumus seperti yang lain ya Squad. Karena jarum yang ada manometer sudah menunjuk ke angka tekanan udara dari uap tersebut.
Setelah baca artikel di atas, apakah kamu sudah paham tentang tekanan gas dalam ruang tertutup berikut dengan penerapan serta rumus-rumusnya? Kalau kamu masih punya pertanyaan tentang materi tersebut atau mau konsultasi PR kamu, yuk tanya langsung di ruanglesonline! Guru di ruanglesonline akan membantu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanmu.
DIKUTIP DARI:
https://www.ruangguru.com/blog/ipa-kelas-8-tekanan-gas-dalam-ruang-tertutup-di-kehidupan-sehari-hari
Kamu pasti pernah mendengar atau melihat wisata balon udara yang menawarkan cara menikmati panorama alam yang tidak biasa dari ketinggian? Tapi tahukah kamu jika balon udara bisa terbang karena menerapkan prinsip tekanan gas? Dimana, tekanan gas ini terjadi ketika massa jenis suatu benda lebih kecil dari pada massa jenis udara di sekitarnya maka akan menyebabkan benda tersebut terbang.
Pada dasarnya udara di sekitar balon udara memiliki massa jenis yang lebih besar daripada massa jenis dari balon udara itu sendiri, sehingga balon udara dapat terbang dengan bebas. Massa jenis balon dapat dikendalikan dengan memanfaatkan perubahan temperatur, yang dapat diatur dengan menggunakan pembakar yang ada di bawah lubang balon udara.
Saat pembakar memanaskan udara dalam balon, maka berat balon akan menjadi lebih kecil dari gaya ke atas sehingga balon dapat terbang. Namun, untuk turun kembali maka pemanasan udara dikurangi sehingga suhu pada balon menurun.
Tekanan Gas Terbuka (Atmosfer)
Bumi dikelilingi oleh lapisan udara yang disebut atmosfer. Atmosfer juga memberikan tekanan ke bumi yang disebut tekanan atmosfer. Besar dari tekanan atmosfer adalah 100.000 Pascal. Peralatan yang digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer disebut barometer.
Baca juga: Volume Gas Pada Keadaan Bukan Standar
Pada tahun 1643, Evangelista Torricelli merancang barometer air raksa sederhana untuk mengukur tekanan atmosfer. Hasilnya adalah besar tekanan atmosfer adalah 105 Pascal yang sama dengan 76 cmHg. Setiap ketinggian naik 10 m dari permukaan laut, tekanan udara rata-rata akan berkurang 1 mmHg.
Tekanan Gas Tertutup
Teori ini dicetuskan oleh Robert Boyle. Hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup akan selalu tetap jika suhu tidak berubah. Hukum Boyle memiliki persamaan sebagai berikut :
P1.V1=P2.V2
Keterangan :
P1 = Tekanan udara awal
P2 = Tekanan udara akhir
V1 = Volume udara awal
V2 = Volume udara akhir
Alat untuk mengukur tekanan gas pada ruang tertutup disebut manometer. Saat tekanan gas yang diukur lebih kecil dari tekanan atmosfer, maka tekanan gas akan sama dengan tekanan atmosfer dikurang selisih tinggi raksa pada pipa U begitupun sebaliknya. Adapun rumus dari ini adalah :
Pgas.Patm.h
Keterangan :
Pgas = Tekanan udara yang diukur
Patm = Tekanan atmosfer
H = Perbedaan ketinggian air raksa setelah gas masuk
+ = Apabila tinggi kolom udara lebih tinggi daripada kolom tabung
– = Apabila tinggi kolom udara lebih rendah daripada kolom tabung
DIKUTIP DARI:https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-8-tips-pintar/cari-tahu-lebih-jauh-mengenai-tekanan-gas-14441/
SIMAKLAH VIDEO TENTANG "TEKANAN GAS"
https://www.youtube.com/watch?v=qZbem9fOQfs
SIMAKLAH VIDEO TENTANG "TEKANAN ZAT CAIR"
https://www.youtube.com/watch?v=mh7m1ws-fQw
SIMAKLAH VIDEO TENTANG "TEKANAN ZAT PADAT"
https://www.youtube.com/watch?v=mh7m1ws-fQw
SIMAKLAH VIDEO TENTANG "HUKUM PASCAL"
https://www.youtube.com/watch?v=Pkt8R4JAlaY
SIMAKLAH VIDEO TENTANG "HUKUM ARCHIMEDES"
https://www.youtube.com/watch?v=ivgtLaZd81c
https://www.youtube.com/watch?v=trGJaXwn-RM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar